Kita semua sudah mafhum, bahwa profesi guru identik dengan kesederhanaan, penghasilan yang minim, dan nasibnya yang kurang diperhatikan oleh Yang Berwenang. Baru-baru ini saja, wacana dan sedikit upaya untuk memperbaiki kesejahteraan mereka, tengah bergulir. Salah satunya adalah program sertifikasi guru. Konon, guru yang sudah tersertifikasi dan berpengalaman, bisa mendapatkan penghasilan di atas 5 juta. Sebuah angka yang cukup baik bagi seorang pegawai abdi negara.
Namun, fakta yang saya peroleh di lapangan masih belum menggembirakan. Orang terdekat saya sendiri, berprofesi sebagai guru honorer. Saya, mungkin juga Anda, pasti bisa menebak, berapa tingkat penghasilan guru honorer. Di bawah UMR, itu pasti. Kita semua tidak terkejut akan hal itu. Namun, tahukah kawan, berapa angka ril penghasilan mereka?
Di sebuah sekolah setingkat SMA, guru honorer hanya dibayar 12 ribu per jam pelajaran. Satu jam pelajaran sekitar 40 menit. Untuk mendapatkan upah 12 ribu sebulan, seorang guru honorer perlu mengajar 4 minggu kali 40 menit. Ya, karena hitungannya per jam pelajaran, bukan per pertemuan. Di sekolah lainnya lebih menyedihkan, hanya 6 ribu per jam pelajaran.
Anggap setiap minggu ada 48 jam pelajaran. Jadi, kita bisa menghitung bahwa penghasilan maksimal guru honorer sebesar 12 ribu kali 48, atau sekitar 576 ribu. Bagaimana yang 6 ribu per jam pelajaran? Bisa dihitung sendiri. Itu kalau diasumsikan ngajar ful, dari pagi sampe sore, selama 6 hari dalam seminggu. Sementara kita tahu, bahwa guru honorer kecil kemungkinan mendapatkan kesempatan ngajar cukup banyak setiap minggunya. Jika rata-rata mereka ngajar hanya 4 – 8 jam pelajaran setiap minggunya, maka penghasilan mereka pada kisaran 48 ribu – 96 ribu. Itu yang dibayar 12 ribu. Yang dibayar 6 ribu berarti hanya 24 ribu – 48 ribu per bulan. Angka yang fantastic!
Mari kita bandingkan juga dengan upah buruh tani. Seorang ibu-ibu yang menjadi buruh tani, bisa mendapatkan upah sedikitnya 15 ribu sehari. Untuk bapak-bapak, bisa 25 ribu sehari. Penghasilan mereka menjadi buruh tani 5 hari di sawah, bisa lebih besar dari penghasilan guru honorer selama satu bulan! Bandingkan juga dengan kuli bangunan yang bisa mendapatkan upah 50 ribu per hari. Penghasilan mereka 2 hari, bisa lebih besar daripada guru honorer sebulan. Menyedihkan sekali.
Saya tidak habis pikir, bagaimana bangsa ini begitu rendah menghargai profesi guru. Secara tidak langsung, hal ini juga bermakna rendahnya penghargaan kita terhadap ilmu. Seorang sarjana pendidikan yang bekerja dengan akal dan ilmunya, tidak lebih dihargai dibandingkan dengan seorang kuli dengan otot-ototnya. Rupanya kita lebih menjunjung tinggi “otot” dibanding “otak”. Dan potret itu tergambar dengan jelas dalam banyak hal di negeri ini.
kalau boleh tau di daerah mana ya upah guru honorer sebegitu kecilnya?, setau sy d daerah sy upahnya masih d kategorikan wajar..walau pun tidak besar. Soal nasib memang yang bernama guru honorer menjadi second line dari batas kemapanan..kalau pemerintah tidak memperhatikan hal-hal seperti ini bagaimana dengan nasib muridnya…
DI daerah sy sendiri, Indramayu. Giliran sy nanya boleh kan? Upah guru honorer di sana “wajar” itu berapa ya? Bisa kasih data detailnya sebagai perbandingan?
Trims atas kesediaannya berbagi, dan tentunya trims juga sudah mampir.. 🙂
temen sy sendiri guru honorer, upahnya 25rb-30rb per jam pelajaran tergantung di sekolah mana dia mengajar ya walaupun masih ya minim bagi ukuran orang lain,, tp kalau dibanding di daerah mas, ya masi lebih untung lah.
Coba kalikan berapa jam pelajaran dia ngajar (itu sebagai penghasilan dia sebulan). Apakah masih “wajar” sebagai penghasilan seorang “pekerja otak”? Bandingkan juga dengan satpam sebagai “pekerja otot” yang rata-rata digaji 1,5 juta sebulan.. 🙂
Btw, makasih ya udah sharing…
Ngemeng2 brother..ini pengalaman brother atau pengalaman teman???
Wkwkwkwkwkwk…piess
Pengalaman “teman”.. 🙂
Nasib Guru hononorer memang kasihan,,apalagi sekarang guru juga dikontrak
Tul…
Selamat hari Guru…
Insya Allah & semoga para guru honorer nasbnya semakin baik!
Selamat hari Guru,
SUkses para guru!
Amin…
Dulu orang orang atas sana ga kenal sama guru….. wong ijazahnya aja banak yang palsu…
menyedihkan memang, seharusnya gaji guru lebih tinggi dibanding gaji anggota dpr… haha..
ya iyalah, yang ngajarin anggota dpr itu siapa kalo bukan guru?
Setuju.. tapi mungkin tidak harus lebih tinggi dari anggota DPR, nanti banyak orang kampanye supaya diangkat jadi guru, hehehe….
honorer atau bukan yang mereka lakukan adalah mengajarkan ilmu, jadi harusnya tidak ada pembedaan
Betul sekali, harusnya tidak ada perbedaan, tetapi kenyataannya memang demikian…
Yupe .. betul sekali Pak, padahal guru honorer turut andil mencerdaskan anak bangsa …
KENAPA YA IMBALAN yang mereka terima begitu minim,
Iya, kenapa ya?
Kalaulah Ada Sumur di Sana, Bolehlah kita Mencuci Muka
Kalaulah Ada Sate Kambing tersisa, bolehlah kirim buat saya
Selamat Hari Raya Idul Idha 1430 H dan Selamat Berliburan panjang, Semoga Selalu Bahagia dan Senantiasa diberikan limpahan rejeki dari Yang Maha Kuasa
Salam Mesra
Ruang-Hati
Wah, sate kambingnya abis tuh dikeroyok rame2.. 🙂
Met Iedul Adha juga buat “Ruang-Hati”…Amin, atas doanya.
iyya Mas Dira,,saiia mengalami sendiri,,honorer di sekolah swasta yang baru memiliki dua kelas,,hmm,, tapi meskipun dengan gaji sekecil itu,,saiia tetap senang,,melihat murid2 saiia,,begitu bersemangat utk belajar di sekolah yang fasilitasnya masih sangat minim itu,,hmmm,,,bagi saiia itung2 belajar “mengajar” dan juga menjaga&mengaplikasikan ilmu..disini lah,,saiia berfikir “don’t judge a job,,by its sallary” hee,,,maaf kalo salah,, toh gaji guru,,biar kecil yang penting berkah,, mamah saiia hanya guru SD dan Papah Saiia guru SMA,,masih bissa,,ngasih saiia dan adik saiia sekolah tinggi di perguruan tinggi terbaik di Indonesia Mas,,alhamdulillah..
tapi,,mungkin bagi temen2 saiia ngajar,,yang sudah berkeluarga,,agak kurang yaa gaji segitu,, tapi Insya Allah berkah,,gaji jadi guru ituh,, ^_^
maaf komennya panjaaaaang,,, trims utk tulisan Mas Dira..
salam,,
RaHmi
Ditunggu ya komeng yg lebih panjang lagi… 🙂
hehehehe,,siaaap mas Dira,, 🙂
Assalamu’alaikum,
Saya prihatin dengan gaji guru honorer, seharusnya Pemerintah bisa lebih memperhatikan hal ini. Terima kasih atas kunjungannya ke blog baru saya, mohon maaf, baru balas kunjungan sekarang, saya lagi ada sedikit kesibukan. (Dewi Yana http://dakwahdewi.herfia.com
Waalaikumsalam..
Makasih mbak dewi, sudah berkunjung lagi…
Salam bahagia, ya itu lah kondisi negara ini. kita tetap otimis kedepan semoga lebih baik dan kita harus berharap generasi mudah dapat menciptakan lapangan kerja. Kalau pemerintah hanya sibuk mengurus dirinya sendiri. Aji mumpung….he..he…
Amin… Sepakat Pak, rakyat memang harus mengurus dirinya sendiri. Jangan menggantungkan pada Pemerintah, karena yg didapat hanya kekecewaan…
Guru honorer beda sama sekali nasibnya dengan guru PNS atau swasta bonafid…pengabdian a la Umar Bakri yang dimanfaatkan….mudahan nantinya bisa berubah ke arah yg lebih baik….
Semoga saja,,,
Selamat beraktifitas,,Pak..
Semoga sukses dengan bulan yg baru…
Selamat berbulan baru juga, moga lebih baik dari bulan lalu.. Makasih kang dadang..
Berkat Bpk AIDU TAUHID.SE. M.Si.
Pengangkatan Guru Honorer Melalui Jalur Khusus di BKN Pusat
“Bismillahirahmanirahim…
Berkat Bpk AIDU TAUHID.SE. M.Si. yang banyak
membantu saya, saya sekarang lulus CPNS dan SK saya akhirnya bisa
keluar,itu adalah kisah hidup dari saya, jika anda ingin seperti saya
anda bisa,Hubungi Bpk AIDU TAUHID.SE. M.Si. No HP Beliau: 0852-5552-2745
siapa tahu beliau masih bisa membantu anda untuk mewujudkan impian anda
menjadi PNS.
Saya berharap untuk ke depannya semakin banyak lagi
yang bisa lulus dengan bantuan Bpk AIDU TAUHID.SE. M.Si. . atau bisa
lihat profil beliau di http://www.bkn.go.id/unit_kerja/aidu-tauhid ,Selama kita masih berusaha maka di situ pasti ada jalan.,Terima kasih